Eksistensi HT di Masa Kejayaan Gadget Canggih


        Dunia teknologi kian maju. Kecanggihan teknologi menggeser pola perilaku masyarakat. Juga menjadikan dunia global village. Namun seperti yang kita tahu, masyarakat Indonesia mayoritas belum bertrasformasi ke masyarakat informasi. Di tengah persaingan gadget mahal, mulitifunction, dan fleksibel faktanya handy talky  atau HT masih mempertahankan keeksistensiannya.


             Masih ada segelintir komunitas yang berkomunikasi dengan alat semimodern itu. Memang terkesan jadul sih. Tapi mungkin inilah yang perlu bahkan harus dipertahankan untuk menghargai dan melestarikan adanya budaya break-break-an. Generasi muda penerus bangsa akan mengenali dan merasakan bagaimana fungsionalnya handy talky, terlebih dalam masanya. Tidak hanya dihadapkan pada sejarah masa lalu perkembangan teknologi, ataupun hanya mengacu pada teknologi modern terkini, namun juga turut mengalami secara langsung.
           Bahkan pihak kepolisian juga masih sangat aktif dalam menggunakan peranan HT dalam menjalankan misi kerjanya. Serupa pula dengan kinerja taksi-taksi yang beroperasi di wilayah kota Surakarta ini. Diantaranya Gelora, Solo City, Sakura, Central, Mahkota, Kosti, dsb. Bermodalkan antenna setinggi 3-4 meter, HT, dan gelombang udara milik bersama, menyamakan saluran frekuensi, komunikasi dapat dilakukan dengan baik melaluinya. “Karena gratis, komunikasi dengan jarak jauh lebih ngirit. Ga kaya hp, yang masih harus bayar pulsa atau beli kuota internet” ungkap salah satu pengguna HT, Djauhar Faruq (52) ketika diketemui dirumahnya Kamis (15/1).


Untuk komunitas kecil HT tidak diperlukan untuk membayar pajak. Namun dengan skala besar, mencakup seluruh Indonesia dan penggunanya yang banyak maka akan dikenai pajak penggunaan gelombang udara nasional. Penggunaan gelombang udara nasional oleh komunitas tertentu secara resmi akan diwajibkan membayar pajak terhadap Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI). Sekitar sepuluh tahun yang lalu, pihak kepolisian gencar melakukan razia. Layaknya razia motor, sekitar tahun 2003-2004 acap kali tergadi penggrebegan dan razia antena di rumah-rumah penduduk. Bilamana sampai diketemukan memakai gelombang udara nasional secara illegal, seluruh perangkat HT akan disita beserta antena yang dilucuti pula.
            Handy Talky juga masih sering dipergunakan dalam acara event-event besar. Salah satu alat komunikasi praktis yang membantu proses koordinasi antar staf acara di lapangan. Salah seorang yang pernah menjadi Event Organizer, Yoga D. Hartono (20) mengaku, “Untuk komunikasi yang urgent, memang lebih efisien. Karena bisa langsung ngontak orang-orang yang pake frekuensi sama”.
HT dirasa memiliki peran lebih sehingga mampu bertahan di antara ketatnya persaingan teknologi komunikasi yang berkembang. Sering kali keberadaan HT dipandang sebelah mata, namun sebagaimana dari sisi fungsional dan eksistensinya tak dapat dipungkiri bahwa HT masih  memegang teguh peranannya dalam dunia telekomunikasi. Tak seperti gadget canggih yang hanya didominasi oleh aplikasi penghibur, game, media sosial, dst. Dimana komunikasi langsung jarang terjadi dibanding dengan pemakaian HT. Terfokusnya fungsi HT sebagai sarana komunikasi ketika situasi penting inilah yang menambah nilai efisian dan terjaga eksistensinya.
           

AULIA MESTIKASARI

0 komentar: