FEATURE: Sumbangsih Rumah Industri Rully Dalam Mengurangi Pengangguran

Rumah Industri Rully merupakan sebuah industri rumahan yang memproduksi berbagai jenis tas, khususnya tas wanita. Didirikan oleh pemiliknya, Ibu Rosiyah (45) dan almarhum suaminya, Bapak Suroto, pada tahun 1990 dan beralamat di Desa Wonosari RT 2 RW I, kecamatan Kebumen, kabupaten Kebumen. Ada pun kata “Rully” yang dijadikan sebagai merk tas yang diproduksinya, merupakan nama depan dari putri sulung Ibu Rosiyah.

Sebagai industri yang berdiri di tengah-tengah kehidupan masyarakat Desa Wonosari, Rumah Industri Rully berkonsisten memberdayakan masyarakat di sekitarnya sebagai karyawan. Hingga saat ini, terhitung 19 warga Desa Wonosari telah menjadi karyawan Rumah Industri Rully, dengan rincian: 2 orang di bagian pemotongan bahan sekaligus finishing; 1 orang di bagian pengeleman bahan; dan 16 orang di bagian penjahitan.

Sepak terjangnya dalam upaya mengurangi angka pengangguran di Desa Wonosari, memudahkan warga mendapatkan pekerjaan, terutama bagi mereka yang putus sekolah. Namun, pemilik Rumah Industri Rully, Ibu Rosiyah tetap membatasi usia minimal karyawannya, yakni 15 tahun. Untuk mendaftar menjadi karyawan, tidak diperlukan dokumen khusus seperti ijazah sekolah maupun ijazah kursus. Bahkan, para karyawan senior siap mengajari dan melatih para karyawan baru, mulai dari nol hingga bisa menjahit.

Para karyawan Rumah Industri Rully bagian operasi (Dok. Sangkanparan/Rumah Industri Rully)
Seorang karyawan wanita, Solihati (20) mengaku, dirinya merasa senang bisa bekerja di Rumah Industri Rully. Sebagai tamatan SMP, ia lebih memilih bekerja sebagai penjahit di Rumah Industri Rully daripada sebagai pembantu rumah tangga. Karena, selain akan mendapatkan pengalaman dan teman, ia juga akan mendapatkan keterampilan yang dapat terus dikembangkannya.

Setiap hari Senin hingga Sabtu, para karyawan Rumah Industri Rully mulai bekerja pukul 7 pagi dan berakhir pukul 4.30 sore. Memasuki waktu dzuhur, mereka pun diberi kesempatan untuk shalat dan mengambil jatah makan siang yang telah disediakan. Ibu Rosiyah pun memberikan kesempatan bagi karyawannya yang sudah berumah tangga untuk bekerja di rumahnya masing-masing. Bahkan, semua alat seperti mesin jahit, gunting, dan bahan difasilitasi oleh Rumah Industri Rully.

Seorang mantan karyawan Rumah Industri Rully, Emi (30) kini berhasil mendirikan industri tas setelah selama sekitar lima tahun bekerja di Rumah Industri Rully. Ibu Rosiyah berharap agar para karyawan yang sudah merasa terlalu lama bekerja di Rumah Industri Rully, tidak keluar begitu saja. Melainkan dapat memanfaatkan keterampilan yang telah dimiliki dan mendirikan sayap-sayap Rumah Industri Rully yang lain. Dengan begitu, semakin banyak lapangan pekerjaan yang terbuka dan angka pengangguran dapat terus dikurangi.


“Jangan mencari pekerjaan, tapi ciptakanlah pekerjaan” (Ibu Rosiyah)


-Lia Budi Cahyani-

0 komentar: