Laura & Marsha: ada dua cerita untuk satu perjalanan

Laura (Prisia Nasution) tak pernah berpikir untuk bepergian keluar Jakarta semenjak ia menjadi single parent untuk anak satu-satunya. Marsha (Adinia Wirasti), sahabat Laura sekaligus penulis buku travelling yang belum pernah ke Eropa.

Perjalanan dimulai, perselisihan-perselisihan kecil muncul. Aturan-aturan ditetapkan Laura, dan Marsha dengan santainya mengiyakan. Perselisihan semakin besar ketika Marsha membawa penumpang asing yang tidak dikenal bernama Finn ikut mobil mereka. Setelah melewati setengah perjalanan, Laura mengusir Finn, karena dianggap malah menyesatkan jalan mereka. Marsha tak bisa berbuat apa-apa. 

Laura dan Marsha ternyata punya maksud tersembunyi masing-masing, mengapa mereka memutuskan untuk travelling ke Eropa. Marsha ingin mengenang kepergian ibundanya yang ternyata punya janji akan pergi ke Eropa bersama sebelum meninggal dan Laura yang ingin bertemu seseorang yang sudah lama tidak ia temui. Hal ini membuat mereka berada disatu titik pertengkaran yang hebat. Perjalanan ke Eropa tidak semulus yang mereka duga. Mulai dari dompet dan passport hilang, kerja part time buat nyari uang, dan sampai dikejar petugas imigrasi. 

Dari tiap negara yang mereka datangi membawa cerita dan kejutan tersendiri untuk mereka yang akhirnya tanpa mereka sadari itulah yang mereka cari. Itulah petualangan. Semua yang terjadi di Belanda, Jerman, Austria dan Italia merupakan ujian dari apa yang mereka sebut dengan persahabatan. 

Di akhir cerita bahwa orang yang dicari Laura telah meninggal karena kanker otak sekitar 4 tahun yang lalu. Disebuah sungai laura menenangkan diri hingga ia merasa tenang bahwa perasaan yang bertahun-tahun ia rasakan saat ini sudah tidak kabur lagi dan menjadi jelas. 

Pencarian makna cinta, makna hidup dan makna perjalanan yang sesungguhnya. Pada akhirnya mereka sadari, ada dua cerita untuk satu perjalanan.

Film ini dibuat oleh para film-maker perempuan yang mengeksplorasi persahabatan dua orang perempuan.

(Mira Adita W.)