Mata Air Kerajaan yang menjadi Tradisi Masyarakat Pengging

Masyarakat Jawa sangat lekat dengan pengaruh-pengaruh budaya dalam berperilaku, yang sarat dengan perwujudan- perwujudan simbolisme-simbolisme ala Jawa, melalui dari bahasa, tindakan, dan filsafat. Yang semua itu seringkali berkembang menjadi sebuah mitos dalam masyarakat. Terlebih di tempat-tempat yang dulu pernah menjadi kerajaan. Pengging adalah salah satu tempat yang dulu menjadi kerajaan Pengging tertua di Surakarta. Disekitar kerajaan Yosodipura ini terdapat beberapa sumber mata air yang konon dulu dijadikan pemandian para keluarga raja istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Ada beberapa pemandian Pengging yang terkenal yaitu umbul dudo, umbul temanten, umbul ngabei/ umbul nganten dan ada juga sumber mata air / Umbul Sungsang yang berada sekitar 500 meter dari Umbul Pengging ini berdampingan dengan Masjid Ciptamulya yang konon didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono X.
Yang menarik Intelektual Muda, di Umbul Sungsang terdapat mitos-mitos ritual yang hingga saat ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat di Surakarta. Tradisi ritual yang sangat terkenal itu adalah "Kungkum" atau berendam di umbul semalaman suntuk di suatu malam tertentu. Tradisi kungkum sudah dikenal sejak jaman kerajaan Mataram Kuno sebagai ritual kerajaan, namun sekarang dilakukan semua orang yang memiliki keyakinan tentang tradisi ini. Setiap orang memiliki keyakinan tersendiri sehingga pada saat kungkum orang-orang tersebut telah meyakinini sesuatu, diantaranya akan didekatkan jodoh, didekatkan rezeki, mensucikan diri atau permintaan-permintaan lainnya.



Para Caleg ramai-ramai ngalap berkah ke Umbul Sungsang
( Gambar Mata Air Umbul Sungsang )

Ritual kungkum ini biasanya dilakukan setiap hari kamis malam/ malam Jum'at. Jika Intelektual Muda datang disekitar jalan Masjid Ciptomulyo hingga gapura pasar Pengging pada hari tersebut mulai pukul 19.00 WIB maka akan disuguhkan beragam penjual barang barang antik hingga barang keperluan sehari-hari. Seperti pasar malam tapi tidak ada permainan anak-anaknya. Jika Intelektual Muda masuk di Umbul Sungsang sekitar tengah malam pada hari yang sama akan banyak orang yang melakukan kungkum, dari yang laki-laki ataupun perempuan bercampur di satu kolam yang terdapat satu sumber air tersebut. Sekali lagi ini hanya tradisi keluarga kerajaan Intelektual Muda boleh percaya atau tidak sama sekali dengan mitos ini. Kita sebagai generasi muda harus pintar pintar menyikapi kebudayaan yang ada disekitar kita dengan tidak meninggalkan keyakinan kita tapi ttetap melestarikan budaya asli kita.

Oleh : Wulan Dari

0 komentar: